Beranda | Artikel
Keistimewaan Ayat Kursi
Rabu, 20 Oktober 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Mubarak Bamualim

Keistimewaan Ayat Kursi adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa, 13 Rabiul Awal 1443 H / 19 Oktober 2021 M.

Keistimewaan Ayat Kursi

Ayat Kursi ini adalah ayat yang ke-255 dari surat Al-Baqarah. Imam An-Nawawi Rahimahullah berkata:

Dan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu, beliau berkata: “Pernah aku diwakilkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menjaga zakat Ramadhan. Maka suatu ketika datang kepadaku seseorang dan mengambil zakat tersebut. Maka aku memegangnya lalu berkata: ‘Sungguh aku benar-benar akan melaporkan perbuatanmu ini kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.’

Kata orang tersebut: ‘Sesungguhnya aku adalah orang yang betul-betul butuh dan aku mempunyai tanggungan dari keluargaku dan aku sungguh betul-betul mempunyai kebutuhan dengan makanan ini.’ Maka kata Abu Hurairah: ‘Aku lepaskan dan aku biarkan dia pergi.’

Ketika dipagi hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kepadaku: ‘Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh orang yang kau tahan itu semalam?’ Aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, orang itu mengeluh kepadaku tentang kebutuhannya, aku kasihan kepadanya, maka aku lepas dia untuk pergi.’

Mendengar jawaban Abu Hurairah Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu, maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:

أما إنه قد كذبك وسيعود

‘Ketahuilah bahwa dia berdusta padamu dan dia akan kembali.’

Maka aku pun mengetahui bahwasanya orang itu akan datang lagi. Sebab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengatakan begitu. Maka aku pun menunggunya.

Ternyata orang itu betul-betul datang kemudian dia mengambil zakat lagi dengan kedua tangannya. Maka aku katakan kepadanya: ‘Sungguh aku benar-benar akan menyampaikan tentang perbuatanmu kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.’

Kata orang tersebut: ‘Lepaskan aku, sesungguhnya aku betul-betul butuh dan aku mempunyai tanggungan, aku tidak akan kembali lagi.’ Maka aku pun merasa kasihan kepada orang itu, lalu aku lepas dia untuk pergi.

Ketika dipagi hari maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kepadaku: ‘Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh orang yang engkau tahan semalam itu?’

Aku menjawab: ‘Ya Rasulullah, dia mengadu kepadaku tentang kebutuhan dan tanggungan beban keluarganya. Aku pun kasihan pada orang itu. Maka aku lepas dia untuk pergi.’

Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

إنه قد كذبك وسيعود

‘Sesungguhnya dia telah berdusta padamu dan dia akan kembali.’

Maka aku menunggu orang ini yang ketiga kalinya. Kemudian betul datang lagi orang itu di malam hari. Dia mengambil dari makanan zakat itu dengan kedua telapak tangannya. Maka aku menahan dia dan mengatakan: ‘Sungguh aku benar-benar akan mengangkat permasalahanmu ini kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallama. Ini sudah yang ketiga kali dan ini yang terakhir. Engkau selalu mengatakan bahwasanya tidak akan kembali, ternyata kemudian engkau kembali.’

Maka kata orang itu: ‘Biarkan aku, sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu satu kalimat yang dengan kalimat itu Allah memberi manfaat bagimu.’ Orang itu melanjutkan:

إذا أويت إلى فراشك فاقرأ آية الكرسي، فإنه لن يزال عليك من اللَّه حافظ ولا يقربك شيطان حتى تصبح. فخليت سبيلـه

‘Kalau kamu hendak tidur, maka bacalah ayat kursi. Karena sesungguhnya kalau engkau membaca ayat kursi, maka akan tetap ada dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi hari.’ Maka aku lepaskanlah orang itu pergi.

Kemudian dipagi, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepadaku: ‘Apa yang dilakukan oleh orang yang engkau tahan pada malam hari itu?’

Aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, dia mengajarkan kepadaku kalimat-kalimat yang Allah akan memberikan manfaat bagiku dengan kalimat tersebut. Maka aku lepas dan membiarkan dia pergi.’

Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: ‘Kalimat-kalimat apakah itu?’ Aku menjawab:

إذا أويت إلى فراشك فاقرأ آية الكرسي من أولـها حتى تختم الآية: {اللَّه لا إلـه إلا هو الحي القيوم}

‘Apabila engkau hendak tidur, maka bacalah ayat kursi dari pertama sampai selesai ayat tersebut: yaitu Allahulaa ilaaha illahuwal hayyul qayyum…’

Dan dia berkata kepadaku: ‘Akan tetap ada dari Allah yang akan menjagamu (jika engkau membaca kalimat-kalimat itu) dan setan tidak akan mendekati kamu sampai dipagi hari.’

Mendengar apa yang dijelaskan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أما إنه قد صدقك وهو كذوب، تعلم من تخاطب منذ ثلاث يا أبا هريرة قلت: لا. قال: ذلك شيطان

‘Ketahuilah bahwa apa yang diucapkan itu benar. Dia telah jujur kepada engkau dengan mengajarkan kalimat tersebut. Tetapi dia secara pribadi adalah seorang yang banyak dustanya. Tahukan engkau siapa orang yang engkau ajak bicara selama tiga malam itu?’ Kata Abu Hurairah: ‘Aku tidak mengetahuinya.’ Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: ‘Itu adalah setan.`” (HR. Bukhari)

Kisah dan kejadian ini menarik untuk kita ambil pelajaran. Di antaranya:

Pertama, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengangkat seseorang untuk mengawasi atau menjaga zakat yang disalurkan dibulan Ramadhan. Ini menunjukkan boleh adanya panitia di masjid-masjid yang menangani zakat fitrah.

Terkadang kita memberikan uang untuk dibelikan beras oleh panitia, atau terkadang ada juga yang langsung membawa beras kepada panitia. Maka ini hal yang dibolehkan dalam Islam.

Kedua, terkadang ada orang yang fajir namun terkadang ada ucapan mereka yang benar, padahal orang itu sendiri tidak memanfaatkannya. Seperti dalam hadits ini kita melihat bagaimana setan mengajarkan kepada Abu Hurairah.

Ketiga, terkadang ada orang mempunyai ilmu tapi tidak mengamalkannya. Dia mengajarkan kepada orang lain. Orang yang demikian disebutkan dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seperti sebuah lilin yang menerangi orang lain tapi menghancurkan dirinya sendiri. Perbuatan seperti ini jelas tercela. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ ‎﴿٢﴾‏ كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ ‎﴿٣﴾

“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang kalian tidak kerjakan? Besar kebencian di sisi Allah kalau kamu berbicara apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff[61]: 2)

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian kajiannya.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50907-keistimewaan-ayat-kursi/